1. Mereka mengatakan bahwa Allah Ta’ala tidak mengetahui bagian
tertentu sebelum terjadi. Dan mereka sifatkan Allah Ta’ala dengan
al-Bada’ yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala baru mengetahui sesuatu setelah
terjadi. (Dinukil dari kitab Syi’ah wa Tahrifu al-Qur’an olehSyaikh
Muhammad Malullah halaman 17, nukilan dari kitab al-Anwaaru
an-Nu’maaniyyah (I/31) salah satu kitab terpenting Syi’ah).
2. Tahriful Qur’an (Perubahan Al-Qur’an). Yakni mereka mengi’tiqadkan telah terjadi perubahan besar-besarandi dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat dan surat-suratnya telah dikurangi atau ditambah oleh para shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tiga khalifah yang merampas hak ahlul bait, yaitu AbuBakar, ‘Umar dan ‘Utsman radhiallahu ‘anhum ajmain.
2. Tahriful Qur’an (Perubahan Al-Qur’an). Yakni mereka mengi’tiqadkan telah terjadi perubahan besar-besarandi dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat dan surat-suratnya telah dikurangi atau ditambah oleh para shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tiga khalifah yang merampas hak ahlul bait, yaitu AbuBakar, ‘Umar dan ‘Utsman radhiallahu ‘anhum ajmain.
3.
Al Qur’an yang sekarang sudah tidak asli. Mereka juga mengatakan bahwa
Al-Qur’an yang ada ditangan kaum Muslimin dari zaman shahabat sampai
hari ini tidak asli lagi. Kecuali Al-Qur’an mereka yang tiga kali lebih
besar dari Kitabullah yang mereka namakan mushaf Fatimah yang akan
dibawa oleh Imam Mahdi.Al-Kusyi pula berkata: “Tidak sedikitpun isi
kandungan di dalam al-Quran (yang digunakan oleh Ahli Sunnah wal-Jamaah
sekarang, Pent.) yang boleh kita jadikan pegangan”.[ Lihat: As-Safi.
(1/33).
4. Menuhankan Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhu.Lihatlah kepada sebagian perkataan ulama mereka
tentang Ali bin Abi Thalib yang kata mereka –secara dusta- telah
mengatakan:Demi Allah. Sesungguhnya akulah yang bersama Ibrahim di dalam
api, dan akulah yang menjadikan api itu dingin dan selamatlah Ibrahim.
Dan aku bersama Nuh didalam bahtera (kapal), dan akulah yang
menyelamatkannya dari tenggelam. Dan aku bersama Musa, lalu aku ajarkan
ia Taurat. Dan akulah yang membuat Isa dapat berbicara di waktu masih
bayi dan akulah yang mengajarkannya Injil. Dan aku bersama Yusuf di
dalam sumur, lalu aku selamatkan ia dari tipu daya saudara-saudaranya.
Dan aku bersama Sulaiman di atas permadani (terbang),dan aku-lah yang
menundukkan angin untuknya).
5. Bahwa Imam-imam
mereka lebih tinggi derajatnya daripada para malaikat dan para
Rasul/Nabi. Lihatlah apa yang dikatakan Khomeini, pemimpin besar agama
Syi’ah di dalam kitabnya al-Hukuumatu al-Islamiyyah (hal. 52): ”Dan
sesungguhnya yang terpenting dari madzhab kami, sesungguhya imam-imam
kami mempunyai kedudukan (maqam) yang tidak bisa dicapai oleh seorang
pun malaikat yang muqarrab/dekat dan tidak oleh seorangpun Nabi yang
pernah diutus.”Maksudnya, imam-imam mereka itu jauh lebih tinggi
daripara malaikat dan sekalian Nabi yang pernah diutus. Inilah salah
satu penghinaan terbesar Khomeini kepada seluruh Malaikat dan para Nabi
semuanya (termasuk Jibril dan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam,berpegang kepada keumuman lafadz yang diucapkan Khomeini).
6.
Percaya kepada Reinkarnasi.Di antara I’tiqad Syi’ah yang terpenting dan
menjadi salah satu asas agama mereka adalah aqidah raj’ah, yaitu
keyakinan hidup kembali di dunia inisesudah mati, atau kebangkitan
orang-orang yang telah mati di dunia. Peristiwanya terjadi ketika Imam
Mahdi mereka bangkit dan bangun dari tidur panjangnya yang sampai
sekarang telah seribu tahun lebih (karena selama ini ia bersembunyi di
dalam gua). Kemudian dihidupkanlah kembali seluruh imam mereka dari yang
pertama sampai yang terakhir tanpa terkecuali Rasulullah
Shallallahu’Alaihi Wa Aalihi Wasallam dan putri beliau Fatimah. Kemudian
dihidupkan kembali pula musuh-musuh Syi’ah yang terdepan yakni Abu
Bakar, Umar dan Utsman dan seluruh shahabat dan seterusnya. Mereka semua
akan diadili, kemudian disiksa di depan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wa Aalihi Wasallam karena telah mendzalimi ahlul bait, merampas imamah
dan seterusnya.(Lihat kitab mereka, Haqqul Yaqin, Hal. 347).
7
Taqiyyah (berdusta). Berkata Mufid dalam kitabnya Tashhiihal-I’tiqaad,
menerangkan pengertian taqiyah dikalangan Syi’ah:”Taqiyah adalah
menyembunyikan kebenaran dan menutupi keyakinannya, serta
menyembunyikannya dari orang-orang yang berbeda dengan mereka dan tidak
menampakkannya kepada orang lain karena dikhawatirkan akan berbahaya
terhadap aqidah dan dunianya.” Ringkasnya, taqiyah adalah berdusta untuk
menjaga rahasia. Bahkan terkadang mereka berpenampilan seolah-olah
mencintai Ahlus Sunnah, sehingga semua ini menjadikan orang-orang yang
polos di kalangan Ahlus Sunnah tertipu dan terpedaya oleh mereka. Syi’ah
mensyari’atkan dusta yang merupakan aqidah yang harus dipercayai dan
bahkan masuk dalam rukun iman, sebagaimana disebutkan dalam kitab
mereka:- ”Kulani menukil dari Abdullah, ia berkata: Taqwalah atas
agamamu dan berhijablah dengan “taqiyah”, maka sesungguhnya tidak
sempurna iman seseorang apabila tidak berdusta (taqiyah). (Ushulul Kaafi
hal. 483. Al Kaafi merupakan salah satu kitab pegangan pokok mereka
dalam hal aqidah dan agama Syi’ah Imamiah).- Kulaini mengatakan dari
Abdullah ia berkata: Adalah Bapakku mengatakan: “Dan apakah yang dapat
menenangkan pikiranku selain berdusta (taqiyah). Sesungguhnya taqiyah
adalah surga bagi orang yang beriman.” (Ushul Al-Kaafi hal.484).-
Jagalah agama kalian dan lindungilah dengan taqiyah, sesungguhnya tidak
beriman bagi siapa yang tidak bertaqiyah. (Al Kulani dalam Ushul
Al-Kafi, I/218).- Diriwayatkan dari Ali bin Muhammad: “Wahai Daud!
Sekiranya kamu mengatakan bahawa orang yang meninggalkan taqiyah sama
seperti orang yang meninggalkan solat, maka sesungguhnya betullah
kata-katamu itu”.[ Lihat: Wasail asy-Syiah (X1/466). Cetakan
Tehran.]Dengan taqiyah, seakan mereka menunjukkan iltizam-nya tehadap
hukum Islam. Saling menolong dengan dasar cinta dan kasih sayang dengan
kaum Muslimin. Padahal kenyataannya mereka berlepas diri dari kaum
Muslimin.Mereka menganggap bahwa Ahlus Sunnah lebih kafir daripada
orang-orang Yahudi, Majusi dan Musyrik. Mereka juga memandang bahwa
mereka tidak mungkin bertemu dengan kaum Muslimin dalam masalah agama.
8.
Mengkafirkan para Shahabat Nabi.- Abu Ja’far berkata: “Semua manusia
(kaum muslimin Ahli Sunnah wal-Jamaah) menjadi Ahli Jahiliyah
(kafir/murtad setelah kewafatan Rasulullah) kecuali empat orang, Ali,
Miqdad, Salman dan Abu Dzar”.[ Lihat: Tafsir as-Safi. (1/389)]-
Al-Kulaini [nama penuhnya Muhammad bin Yakub al-Kulaini. Meninggal dunia
pada 328H] mensifatkan Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman telah keluar dari
kalangan orang yang beriman (murtad/kafir) lantaran tidak melantik Ali
sebagai khalifah setelah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam wafat.
[Lihat: Usul al-Kafi. (1/488).]- Malah al-Kulaini mengkafirkan seluruh
penduduk Mekkah dan Madinah. Menurut Kulaini: “Penduduk Madinah lebih
buruk dari penduduk Mekkah dan penduduk Mekkah telah kufur kepada Allah
dengan terang-terang”. [Ibid. (2/409)]- Al-Kulaini juga menetapkan dalam
kitabnya al-Kafi:“Sesiapa yang tidak beriman kepada Imam Dua Belas maka
dia adalah kafir walaupun dia keturunan Ali atau Fatimah”.[ Lihat:
Al-Kafi. (1/372-374)]- Al-Majlisi seorang ulama besar Syiah menegaskan:
“Bahwa mereka (Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman) adalah pencuri yang khianat
dan murtad, keluar dari agama, semoga Allah melaknat mereka dan semua
orang yang mengikut mereka dalam kejahatan mereka, sama ada orang dahulu
atau orang-orang kemudian”.[ Lihat: بحار الانوار. (4/385). Muhammad
Baqir al-Majlisi]- Budak Ali bin Husin berkata: “Saya pernah bertanya
kepada Ali bin Husin tentang Abu Bakar dan ‘Umar. Maka dia menjawab:
Keduanya kafir dan sesiapa yang mencintainya juga kafir”. [ Ibid.
(2/216)]- Abu Basir (ulama Syiah) menegaskan: “Sesungguhnya penduduk
Mekkah telah kufur kepada Allah secara terang-terang dan penduduk
Madinah lebih buruk dari penduduk Mekkah, lebih buruk tujuh puluh kali
dari penduduk Mekkah”.[ Ibid. (2/410)]
9. Menolak Hadits-hadits walaupun hadits tersebut shahih yang datang dari Muhaddits Ahlus Sunnah, seperti Imam Bukhari, Muslim, Turmizi dan yang lainnya.
9. Menolak Hadits-hadits walaupun hadits tersebut shahih yang datang dari Muhaddits Ahlus Sunnah, seperti Imam Bukhari, Muslim, Turmizi dan yang lainnya.
Syiah
hanya menerima hadis yang diriwayatkan oleh perawi Ahli Bait. Menurut
Syiah hadis bukan semata-mata dari Nabi tetapi dari Imam Dua Belas yang
maksum. Nilai perkataan imam yang maksum senilai dengan wahyu dan sabda
nabi. [Keyakinan bahawa para imam maksum menjadikan semua perkataan yang
keluar dari mereka adalah sahih. Maka tidak diperlukan menyandarkan
sanadnya kepada Rasulullah s.a.w sebagaimana di kalangan Ahlu Sunnah
wal-Jamaah. Lihat: Tarikh al-Imamiyah. Hlm. 140. Abdullah Faiyad.]
10. Mengkafirkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan menyatarakannya dengan orang-orang kafir, musyrikin lagi najis.
Begitu
juga ulama Syiah mengkafirkan pengikut mazhab Syafi’i, Hambali, Maliki
dan Hanafi karena mereka digolongkan sebagai an-Nasibi.
-
Menurut ulama Syiah lagi: “Dalam kalangan ulama (Ahli Sunnah) dari
Malik, Abi Hanifah, Syafi’i, Ahmad dan Bukhari semua mereka kafir dan
terlaknat”. [Lihat: Asy-Syiah wa as-Sunnah. Hlm. 7. Ihsan Ilahi Zahiri.]
-
Keyakinan Syiah yang sesat ini diambil dari keterangan ulama mereka
Syeikh Husin al-’Usfur ad-Darazi al-Bahrani. Beliau menegaskan:
“Riwayat-riwayat para imam menyebutkan bahawa an-Nasibi (si Kafir)
adalah mereka yang digelar Ahli Sunnah wal-Jamaah”. [Lihat: Al-Masail
al-Khurasaniyah. Hlm. 147]
- Berkata Abu Qasim
al-Musawi al-Khuri (ulama besar Syiah): “Najis ada sepuluh jenis, yang
ke sepuluh adalah orang kafir, iaitu yang tidak beragama atau yang
beragama bukan Islam atau beragama Islam menolak yang datang dari Islam.
Dalam hal ini tidak ada perbezaan antara murtad, kafir asli, kafir
zimmi, Khawarij yang ghalu atau an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)”.[
Lihat: Manhaj Shalihin. (1/116).]
- Berkata
Ruhullah al-Musawi (ulama Syiah): “Sesungguhnya an-Nasibi (Ahli Sunnah
wal-Jamaah) dan Khawarij dilaknati Allah Subhanahu wa-Ta’ala. Keduanya
adalah najis tanpa diragukan lagi”.[ Lihat: Tahrirul al-Wasilah.
(1/116). Cetakan Beirut.]
11. Meyakini bahwa darah dan harta orang-orang Ahlus Sunnah adalah Halal.
-
Berkata Muhammad bin Ali Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud
bin Farqad: “Aku bertanya kepada Abu Abdullah ‘alaihis salam: Bagaimana
pendapat engkau membunuh an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)? Dia
menjawab: Halal darahnya akan tetapi lebih selamat bila engkau sanggup
menimpakan dengan tembok atau menenggelamkan (mati lemas) ke dalam air
supaya tidak ada buktinya. Aku bertanya lagi: Bagaimana dengan hartanya?
Dia menjawab: Rampas sahaja semampu mungkin”.[ Lihat: 'Ilal asy-Syar'i.
Hlm. 44. Cetakan Beirut.]
- Berkata Abu Ja’far
ath-Thusi (ulama Syiah): “Berkata Abu Abdullah ‘alaihis salam (Imam
as-Sadiq): Ambillah harta an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari jalan
apapun kamu mendapatkannya dan berikan kepada kami seperlima”.[ Lihat:
Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan Tehran.]
- Yusuf
al-Bahrani berkata (ulama Syiah): “Dari dahulu sehinggalah sekarang,
bahawa an-Nasibi kafir dan najis secara hukum, dibolehkan mengambil
segala harta benda mereka bahkan dihalalkan membunuhnya”.[ Lihat:
Al-Hadiq an-Nadirah Fi Ahkam al-Atraf at-Tahirah. (X11/323-324).]
12. Menghalalkan Nikah Mut’ah (Kawin Kontrak).
-
Mereka juga berdusta atas nama Ja’far Ash-Shadiq, alim yang menjadi
lautan ilmu ini! dikatakan oleh mereka telah bersabda: “Mut’ah itu
adalah agamaku dan agama bapak-bapakku. Yang mengamalkannya, mengamalkan
agama kami dan yang mengingkarinya mengingkari agama kami, bahkan ia
memeluk agama selain agama kami. Dan anak dari mut’ah lebih utama dari
pada anak istri yang langgeng. Dan yang mengingkari mut’ah adalah kafir
murtad.” (Tafsir Manhaj Asshadiqin Fathullah Al-Kasyani hal.356)
-
Mereka juga berbohong atas nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wasallam, mereka mengatakan bahwa beliau bersabda: “’Barangsiapa
melakukan mut’ah sekali dimerdekakan sepertiganya dari api neraka, yang
mut’ah dua kali dimerdekakan dua pertiganya dari api neraka dan yang
melakukan mut’ah tiga kali dimerdekakan dirinyadari neraka.”
-
Mereka menambah tingkat kejahatan dn kesesatan merea dengan
meriwayatkan atas nama Rasulullah Shallallhu‘alihi wasallam:
“Barangsiapa melakukan mut’ah dengan seorang wanita Mukminah, maka
seoloh-olah dia telah berziarah ke Ka’bah (berhaji sebanyak 70
kali).(‘Ujalah Hasanah Tarjamah Risalah Al Mut’ah oleh Al-Majlisi
Hal.16).
- Abu Ja’far Ath-Thusi menukil bahwa Abu
Abdillah Alaihis-Salam (Imam mereka yang di anggap suci) ditanya tentang
mut’ah apakah hanya dengan empat wanita? Dia menjawab, “Tidak, juga
tidak hanya tujuh puluh. ”Sebagaimana dia juga pernah ditanya apakah
hanya dengan empat wanita?
Dia menjawab, “Kawinlah
(secara mut’ah) dengan seribu orang dari mereka karena mereka adalah
wanita sewaan, tidak ada talak dan tidak ada waris dia hanya wanita
sewaan.”(At-Tahdzif oleh Abu Ja’far Aht-Thusi, Juz III/188)
-
Mereka menisbatkan kepada imam keenam. yang ma’shum dia bersabda,
“Tidak mengapa mengawini gadis jika dia rela tanpa ijin bapaknya.”
(At-Tahdzif Al-Ahkam juz VII/256)13. Pantat dan paha bukan aurat.
-
Karaki berkata bila kamu menutup kemaluanmu maka benar-benar telah
menutup aurat (Al Kaafi 6/501 Tahdzibul Ahkam 1/ 374), sedangkan pantat,
yang diangap aurat adalah lobang dubur, bukan dua pantat, dan paha juga
bukan termasuk aurat.
- Shodiq AS berkata “paha
tidak termasuk aurat”, bahkan Imam AL Baqir As telah mengecat auratnya
dan membalut lubang kemaluannya (Jamial Maqosid Lilkaraki 2 / 94. Al
Mu’tabar karangan Al Hulli 1 / 222 Muntaha Tolab 1/39, Tahrirul
Ahkam1/202,semuanya karangan Al Hulli Madarikul Ahkam 3/191)
-
Abu Hasan Al Madhi : “bahwa aurat itu hanya ada dua yaitu lubang depan
dan lubang belakang, lubang belakang sudah ditutup oleh pantat, apabila
kamu telah menutup keduanya maka berarti telah menutup auratnya, karena
selain itu bukan tempat najis, maka bukanlah aurat, seperti betis”.( Al
Kaafi 6 / 51, Tahzibul Ahkam 1/374 Wasa’ilusyiah 1/365 Muntaha Tolab
4/269 Al Khilaf karangan Tusi 1/396).Dari Abu Abdullah As berkata: “
paha tidak termasuk aurat” (Tahdhibul Ahkam 1/ 374, Wasa’ilusyiah jilid 1
hal 365).
14. Kotoran para imam bisa menyebabkan masuk surga.
Kotoran
dan air kencing para imam bukan sesuatu yang menjijikan dan tidak
berbau busuk, bahkan keduanya bagaikan misik yang semerbak. Barang siapa
yang meminum kencing, darah dan memakan kotoran mereka maka haram masuk
neraka dan wajib masuk surga (Anwarul Wilayat Liayatillah Al Akhun
Mulla Zaenal Abidin Al Kalba Yakani : th 1419 halaman 440).
Abu Jafar berkata : “ciri-ciri Imam ada 10 :
- Dilahirkan sudah dalam keadaan berkhitan.
- Begitu menginjakkan kaki di bumi ia mengumandangkan dua kalimat syahadat.
- Tidak pernah junub.
- Matanya tidur hatinya terbangun.
- Tidak pernah menguap
-
Melihat apa yang di belakangnya seperti melihat apa yang di depannya.-
Bau kentut dan kotorannya bagaikan misik.(Al Kaafi 1/319) Kitabul Hujjah
Bab Maulidul Aimmah)
15. Bolehnya menyodomi istri (menyetubuhi lewat dubur)
-
Disebutkan dalam buku Al-Istibshar yang diriwayatkan dari Ali bin
Al-Hakam, ia berkata, “Saya pernah mendengar Shafwan berkata” saya
berkata kepada Ar-Ridha, “Seorang budak memperintah saya untuk bertanya
kepadamu tentang suatu masalah yang mana ia malu menanyakan langsung
kepadamu”, maka ia berkata, “Apa masalah itu?”, ia menjawab, “Bolehkah
seorang laki-laki menyetubuhi istrinya dari duburnya”, maka ia menjawab,
“Ya, boleh baginya”.
- Dalam kitab Tahrirul
Wasilah hal 241- masalah ke 11. Khumaini berkata : “pendapat yang kuat
dan terkenal adalah diperbolehkan menyetubuhi istrinya lewat lubang
belakang walaupun hal itu sangat dibenci”
16. Dibolehkan meminjamkan istri atau wanita kepada seseorang.
-
Abu Ja’far Muhammad Ibnu Hasan At-Thusi menyebutkan dari Muhammad bin
Muslim dari Abu Ja’far, ia berkata: Aku tanyakan kepadanya: “Halalkah
laki-laki meminjamkan pada temannya tubuh puterinya untuk disetubuhi?”
Jawabnya: “Boleh. Bahwa halal bagi dia sebagaimana halal bagi temannya
meminjamkankemaluan putrinya untuk disetubuhi.” (Al-Istibshar Juz III
hal. 136).
- Muhammad Ibnu Mudharrib berkata:
Berkata kepadaku Abu Abdullah: “Hai Muhammad, ambillah putri ini untuk
melayanimu dan untuk kamu setubuhi. Maka bila kamu telah selesai
menyetubuhinya, kembalikan dia kepadaku.” (Al Istibshar Juz III hal. 136
dan dalam Furu’ul Kaafi hal. 200).
17. Dibolehkan melampiaskan syahwat kepada bayi dan sesama jenis.
-
Khumaini berkata : “Semua bentuk menikmati, seperti meraba dengan penuh
syahwat, memeluk , dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang sedang
menyusui”. Tahrirul Wasilah 2/216.
- Alkhui : ia
memperbolehkan seorang laki-laki memegang-megang atau bermain dengan
aurat laki-laki lain atau wanita bermain dengan alat kelamin wanita lain
bila sebatas gurau dan canda sebatas tidak menimbulkan syahwat.
Sirotunnajah fi Ajwibatil istifta’at jilid 3
18. Peziarah kuburan Husein lebih mulia dari jama’ah haji yang wukuf di Arafah.
Mereka
berkta: Bahwasanya Allah memandangi para penziarah kuburan Husain pada
sore hari Arafat sebelum melihat pada jamaah haji yang sedang wukuf. Abu
Abdillah berkata : “Karena di arafah terdapat anak haram sedangkan di
kuburan Husein tidak ada anak haram di sana (karena selain syiah adalah
anak haram ). [Kitab Al Wafi jilid 2 - juz 8 hal 222]. Maksud anak zina
bagi syiah adalah kaum muslimin selain pengikut Syi’ah.
19. Selain anak Syi’ah adalah anak haram semua.
-
Dalam Al Kafi jilid 8 hal 285 : Setiap orang adalah anak zina kecuali
Syiah.- Dalam tafsir Ayyasyi jilid 2 hal 218 dan Al Burhan jilid 2 hal
139 : setiap anak yang lahir di tunggui oleh iblis, bila yang lahir itu
berasal dari kelompok Syiah maka terjaga dari iblis, bila bukan dari
kelompok Syiah maka syetan meletakkan jari-jarinya pada lambung belakang
anak laki-laki agar kelak menjadi orang tercela dan bila kelamin
perempuan agar kelak menjadi pelacur.
20. Taat kepada Ali lebih penting dari pada taat kepada Allah.
Dalam
mukadimah tafsir Al Burhan tercantum : bahwa Allah berfirman Ali bin
Abi Tholib adalah hujjahKu di atas ciptaan-Ku. Saya tidak akan
memasukkannya ke neraka siapa yang memberikan haknya walau dia
mendurhakai-Ku dan tidak akan saya masukkan surga orang yang
mengingkarinya walau ia taat pada-Ku (Al Burhan hal 23).
21. Dunia dan Akhirat adalah milik Imam-imam mereka.
- Dunia dan akhirat adalah milik Imam, terserah, mau diberikan sama siapa saja itu terserah pada para Imam (Al Kafi 1/337).
-
Mereka yang menguasai kunci kekayaan yang ada di bumi, kapan saja boleh
mengeluarkan emas-emas yang ada di dalam tanah itu (al Kaafi 1/394).
-
Diperbolehkan Towaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam (Al Kafi jilid 1
hal 287).- Imam Hasan Askari berkata : “sesungguhnya kami para penerima
wasiat Imamah tidaklah dikandung didalam perut melainkan di pinggang
dan tidak dilahirkan lewat rahim melainkan lewat paha sebelah kanan
karena kami titisan cahaya Allah yang bersih dan tidak terkena kotoran
sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar jilid 51 hal 2, 13,17,
26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara hal 394 Dala’ilul
Imamah 264).
22. Para imam mengetahui segala sesuatu termasuk perkara ghaib dan juga mendapat wahyu.
-
Para imam mengetahui apa yang ada dilangit, bumi, surga, neraka ,
mereka mengetahui apa yang telah terjadi dan semua yang terjadi
kemudian.(Al Kafi jilid 1 hal. 204) ciptaan Allah dan yang akan
diciptakan.
- Mereka mengetahui seluruh
ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa Barang
siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam(Al Kaafi 1/225).- Para
imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia
berkata : “Allah tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi
dengan perantara Jibril as” (Al Kaafi 1/330).
- Seorang Imam tidak akan wafat sebelum mengetahui siapa penggantinya. (Al Kafi jilid 1 hal 218).
23. Nabi Muhammad dan para Nabi lainnya akan masuk neraka.
Dari
Abi Abdilah ia berkata : “ lalu diperlihatkan api neraka pada mereka,
lalu berkata, “masuklah kalian ke neraka dengan izinku!”. Orang pertama
yang masuk neraka adalah Muhammad SAW, kemudian di ikuti oleh para Ulul
Azmi, para pewaris dan pengikutnya, lalu dia berkata pada manusia
golongan kiri (Ashabusyimal) masuklah ke neraka dengan ijin saya, mereka
menjawab ya Tuhan apakah kau ciptakan kami untuk dibakar, ia berkata
kepada Ashhabul Yamin keluarlah kalian dari neraka atas ijinku. Api
Neraka tidak sedikitpun melukai mereka (Al Kaafi 2/9).
24. Khasiat tanah dan debu kuburan ahlu bait.
-
Abas Alqummi berkata : “para ulama melarang memakan debu dan tanah
kecuali yang berasal dari kuburan Husain. Sebatas untuk pengobatan bukan
untuk menikmati dan ini hanya sebatas biji kecil, lalu diletakkan
dimulut dan ditelan dengan air secukupnya sambil berdoa ya Allah berikan
rizqi yang luas yang bermanfaat dan disembuhkan dari berbagai penyakit
(Mafatihul Jinan 547)
Saya takut rizki yang luas itu berupa sakit keras dan batu-batuan itu merusak ginjal.
Khasiat debu seperti madu
-
Tanah pusara Husain menurut kepercayaan mereka berkhasiat menyembuhkan
berbagai penyakit, dan menghilangkan rasa takut, bila diminum orang yang
sakit akan menjadi sembuh, bila diletakkan bersama jenazah dalam liang
lahat maka dia akan aman dari siksaan kubur, bila dibawa seseorang dan
dimain-mainkan maka dia mendapatkan pahala orang yang bertasbih, karena
tanah itu dapat bertasbih sendiri(Biharul Anwar 11/118/140 Amali Tusi
1/326 Wasa’ilusyi’ah 10/415 )
- Abu Abdullah
berkata: sesungguhnya Allah telah menjadikan debu kakekku Husain suatu
obat dari segala penyakit dan menghilangkan rasa takut, jika salah
seorang kalian memegangnya, maka hendaknya dicium, diletakkan di matanya
dan menyapu dengan debu itu seluruh badannya sambil berdoa : Ya Allah,
dengan hak tanah ini dan Hak yang tinggal di dalamnya (Amali Tusi
1/326).
25. Fatimah adalah Tuhan yang berwujud seorang wanita
Amiril
Mu’minin berkata : “Fatimah bukan wanita biasa melainkan seorang wanita
titisan Tuhan. Tapi dia memiliki sifat manusia seutuhnya. Ia adalah
Wanita dari kerajaan besar yang menampakkan diri dengan wujud manusia
bahkan dia adalah eksistensi tuhan yang berwujud seorang perempuan. (Al
Wasilah ilallah karangan Ibrahim Al Ansari hal-7)
26. Rukun Iman Agama Syi’ah
Rukun iman Agama Syiah berbeda dengan rukum iman Ahli Sunnah wal-Jamaah, karena rukun iman Syiah hanya lima perkara, yaitu:
- Beriman kepada keEsaan Allah – (التوحيد)
- Beriman kepada Keadilan – (العدل)
- Beriman kepada Kenabian – (النبوة)
- Beriman kepada Imam – (الامانة)
- Beriman kepada Hari Kiamat – (المعاه)
27. Para Nabi dan Rasul belum menyempurnakan agama ini.
Khumaini
mengatakan bahwa para nabi dan rasul belum sempat menyempurnakan
syari’at dari langit (syari’at Allah). Menurut Khumaini, para nabi dan
rasul juga belum berhasil menancapkan tonggak-tonggak keadilan di dunia
ini. Adapun tokoh yang nantinya berhasil membumikan keadilan secara
sempurna, menurut Khumaini adalah Imam Mahdi (versi Syi’ah) yang akan
datang.
Klaim ini dilontarkan Khumaini saat merayakan hari kelahiran Al-Mahdi menurut versi Syi’ah pada 15 Sya’ban 1400H.
28. Nabi wafat akibat diracun oleh istrinya.
Didalam
Tafsirul Iyasy 1/200, karya Muhammad bin Mahmud bin Iyasy mengatakan
-dengan dusta- bahwa Abu Abdillah Ja’far Ash Shidiq rahimahullah pernah
berkata: “Tahukah kalian apakah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
meninggal dunia atau dibunuh?” Sesungguhnya Allah telah berfirman yang
artinya: “Apakah jika dia (Muhammad) mati atau dibunuh, kalian akan
murtad?” (Ali Imran: 144). Beliau sebenarnya telah diberi racun sebelum
meninggalnya. Sesungguhnya dua wanita itu (Aisyah dan Hafshah) telah
meminumkan racun kepada beliau sebelum meninggalnya. Maka kami
menyatakan: “Sesungguhnya dua wanita dan kedua bapaknya (Abu Bakar dan
Umar) adalah sejelek-jelek makhluk Allah.”
29. Istri-istri Rasulullah adalah wanita keji.
-
Dinukilkan secara dusta di dalam kitab Ikhtiyar Ma’rifatur Rijal karya
At Thusi hal. 57-60 bahwa Abdullah bin Abbas pernah berkata kepada
Aisyah: “Kamu tidak lain hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur
yang ditinggalkan oleh Rasulullah…”
- Dalam kitab
Haqqul Yaqin, Muhammad Baqir al-Majlisy hal. 519, disebutkan dalam
bahasa Perancis yang terjemahannya adalah: “Dan aqidah kita (Syi’ah)
adalah bebas dari empat berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyah.
Dan bebas dari empat berhala wanita: Aisyah, Hafsah, Hindun dan Ummul
Hakam. Serta bebas pula dari pengikut dan pendukung mereka. Sesungguhnya
mereka adalah sejelek-jelek makhluk ciptaan ALLAH dimuka bumi.”
- Aisyah telah keluar dari iman dan menjadi penghuni jahannam. (Tafsirul Iyasi 2/243 dan 269)
-
Aisyah digelari Ummusy Syurur (ibunya kejelekan) dan Ummusy Syaithan
(ibunya syaithan), hal ini dikatakan oleh Al Bayadhi di dalam kitabnya
Ash Shirathal Mustaqim 3/135 dan 161.
- Aisyah
telah menggerakkan kaum muslimin untuk memerangi Utsman bin Affan
radhiyallahu ‘anhu (Minhajul Karamah hal. 112, karya Ibnu Muthahhar Al
Hilali).
- Aisyah sangat memusuhi dan membenci Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sampai meletuslah perang Jamal (An
Nushrah hal. 229 karya Al Mufid).
- Aisyah tidak mau bertaubat dan terus menerus memerangi Ali sampai meninggal. (At Talkhishusy Syafi hal. 465-468).
30. Ziarah ke kuburan al Husein lebih utama dari haji mabrur dan lainnya.
-
Di dalam kitab Al-Irsyad hal.252 karya Al-Mufid bin Muhammad An-Nu’man:
“Ziarah kepada Al-Husain -yaitu kuburnya- radhiyallahu ‘anhu
kedudukannya seperti 100 kali haji mabrur dan 100 kali umrah.”
-
Semakin parah lagi ketika mereka -dengan dusta- berkata bahwa Baqir bin
Zainal Abidin rahimahullah berkata: “Dan tidaklah keluar setetes air
mata pun untuk meratapi kematian Al-Husain, melainkan Allah akan
mengampuni dosa dia walaupun sebanyak buih di lautan.” Dalam riwayat
lain ada tambahan lafazh: “Dan baginya Al-Jannah.” (Jala`ul ‘Uyun 2
hal.464 dan 468 karya Al-Majlisi Al-Farisi)
-
Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid V, hal
372) disebutkan, ((Dari Zaid asy-Syahham, dari Abu Abdillah ‘alaihi
salam berkata, “Barang siapa yang ziarah makam Abu Abdillah (Husain)
‘alaihi salam pada hari ‘Asyura sedang dia mengetahui hak-haknya,
seakan-akan dia telah menziarahi Allah di ‘Arsy-Nya”)).
31. Karbala lebih afdhol (utama) dari Ka`bah.
Hal
ini tercantum dalam kitab Al Bihaar dari Abi Abdillah bahwasanya ia
berkata : Sesungguhnya Allah telah mewahyukan ke Ka`bah; kalaulah tidak
karena tanah Karbala, maka Aku tidak akan mengutamakanmu, dan kalaulah
tidak karena orang yang dipeluk oleh bumi Karbala (Husain), maka Aku
tidak akan menciptakanmu, dan tidaklah Aku meciptakan rumah yang mana
engkau berbangga dengannya, maka tetap dan berdiamlah kamu, dan jadilah
kamu sebagai dosa yang rendah, hina, dina, dan tidak congkak dan sombong
terhadap bumi Karbala, kalau tidak, pasti Aku telah buang dan lemparkan
kamu ke dalam Jahanam. [Kitab Al Bihaar : (10/107)]
Berhubung
keterbatasan waktu dan tempat, maka untuk artikel ini dicukupkan dulu
sementara dikarenakan masih banyak lagi fatwa-fatwa sesat yang mencapai
ratusan bahkan ribuan yang keluar dari lisan tokoh-tokoh penganut agama
Syi’ah ini yang tidak mungkin dicantumkan semuanya disini. Insya Allah
jika memungkinkan akan disambung kembali ke edisi berikutnya. Wallahul
Musta’an.
32. Meriwayatkan hadits dari
keledai. Kebodohan terbesar dalam sejarah Ilmu Hadits didunia ini adalah
mengambil riwayat hadits dari binatang, terlebih lagi binatang itu
adalah KELEDAI! Mengambil riwayat dari manusia yang tidak memenuhi
syarat sebagai perawi yang tsiqah saja bisa menjatuhkan derajat hadits
menjadi dha’if (lemah) atau Maudhu (palsu), apalagi jika perawi tersebut
binatang? Belum lagi syarat2 lainnya yang sangat ketat dan
teliti.Siapakah yang mengambil riwayat dari keledai?Siapa lagi kalau
bukan dari golongan pendusta dan orang2 bodoh, yaitu Syi’ah.Ajibnya lagi
riwayat tersebut terdapat dalam kitab shahih mereka yang berjudul Al
Kaafi, yaitu kitab paling shahih menurut agama Syi’ah (seperti kitab
Shahih Bukhari miliknya Ahlus Sunnah).Bacalah riwayat dari mereka ini:
وَ
رُوِيَ أَنَّ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ ( عليه السلام ) قَالَ إِنَّ ذَلِكَ
الْحِمَارَ كَلَّمَ رَسُولَ اللَّهِ ( صلى الله عليه وآله ) فَقَالَ
بِأَبِي أَنْتَ وَ أُمِّي إِنَّ أَبِي حَدَّثَنِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ
جَدِّهِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ مَعَ نُوحٍ فِي السَّفِينَةِ فَقَامَ
إِلَيْهِ نُوحٌ فَمَسَحَ عَلَى كَفَلِهِ ثُمَّ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ صُلْبِ
هَذَا الْحِمَارِ حِمَارٌ يَرْكَبُهُ سَيِّدُ النَّبِيِّينَ وَ خَاتَمُهُمْ
فَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَنِي ذَلِكَ الْحِمَارَ .
Dan
diriwayatkan bahwasanya Amiirul Mukminiin (‘alaihis salaam) berkata :
“Sesungguhnya keledai itu (yaitu keledai tunggangan beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam) berkata kepada Rasulullah (shallallaahu ‘alaihi wa
aalihi) : “Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya ayahku telah menceritakan
kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya : Bahwasannya ia
pernah bersama Nuh di dalam perahu. Maka Nuh bangkit berdiri dan
mengusap pantatnya, kemudian bersabda : ‘Akan muncul dari tulang sulbi
keledai ini seekor keledai yang akan ditunggangi oleh pemimpin dan
penutup para Nabi’. Dan segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku
sebagai keledai itu” [kitab Al-Kaafiy, tepatnya pada jilid 1 halaman
237, pada Baab : Maa ‘indal-aimmah min silaahi Rasuulillah shallallaahu
‘alaihi wa aalihi wamataa’ihi [بَابُ مَا عِنْدَ الْأَئِمَّةِ مِنْ
سِلَاحِ رَسُولِ اللَّهِ ( صلى الله عليه وآله ) وَ مَتَاعِهِ], hadits
ke-9.].
Lihatlah, seekor keledai telah memerankan
diri layaknya seorang perawi hadits dengan menggunakan lafadh :
haddatsanii abiy…dst.Inilah kejahilan kaum Syiah dalam beragama dan ilmu
hadits. Siapa lagi yang sampai detik ini belum mengetahui kesesatan
agama Syi’ah?
33. Boleh melihat wanita-wanita yang
sedang telanjang.Fadhlullah berkata pada kitab Anikah juz 1 hal
66“Seandainya wanita-wanita itu telah terbiasa keluar dengan berpakaian
renang maka diperbolehkan melihatnya. Sama juga halnya melihat aurat
yang dibuka sendiri oleh si perempuan, seperti di nude club atau kolam
renang, pantai dan sebagainya.”
34. Boleh
menyetubuhi pelacur.Jika anda bertanya : Apakah boleh seorang laki-laki
menyetubuhi seorang perempuan, lalu membiarkan perempuan itu pergi ke
pelukan laki-laki lain hanya dengan sekedar mengucapkan beberapa kata
tentang harga dan waktu atau tentang berapa kali, atau kalimat “ aku
mut’ahkan diriku kepadamu” (matta’tuka nafsi) tanpa saksi atau wali?
Tanpa perlu mempersoalkan apakah perempuan itu memiliki suami ataukah
dia itu pelacur? pasti akan dijawab berdasar pada sumber yang terkuat
dan terpercaya : boleh, silahkan lihat kitab Al Kafi jilid 5/540.
35.
Boleh bermain sex dengan anak kecil.Diperbolehkan mut’ah dan bercumbu
dengan anak gadis bila sudah berumur 9 tahun –dalam riwayat lain 7
tahun- dengan syarat tidak memasukkan kemaluannya ke kemaluan anak
perempuan itu karena ditakutkan menjadi aib bagi keluarganya (karena
sudah tidak perawan lagi). (Al Kafi jilid 5 hal 462)Komentar: bukan
karena haram dan bukan karena tidak sesuai dengan akhlak. Setelah
membaca ini silahkan anda membayangkan masa depan akhlak dan perilaku
anak perempuan yang dalam umur sekecil ini telah mendapat ‘pengalaman
sex” dengan melihat alat kelamin laki-laki dan melihat gerakan-gerakan
sex laki-laki, sedang laki-laki itu telah melakukan segalanya kecuali
jima’ (coitus), jima’ dimakruhkan dari depan saja, berarti diperbolehkan
lewat belakang (anal sex).Apakah ada orang normal yang memperbolehkan
seseorang berbuat demikian pada anak perempuannya, atau saudaranya,
bahkan pada seluruh anak perempuan? Coba bayangkan perasaan anda jika
sekiranya hal itu terjadi pada anak perempuan anda! Anda hanya perlu
membayangkan, tidak lebih dari itu. Hal ini tidak dapat diterima oleh
setan sekalipun, bagaimana dikatakan bahwa yang demikian itu adalah
perkataan para Imam Ahlul Bait?
36. Diperbolehkan
melihat kelamin seseorang dari kaca.Mereka memperbolehkan melihat
kelamin banci mana yang lebih menonjol untuk kepentingan warisan, mereka
berkata ia boleh melihat dengan kaca , yang dilihat adalah bayangan ,
bukan kemaluannya. (Al Kaafi 7-158).
37. Barang
siapa haji maka akan dikunjungi Allah.Barang siapa telah haji lebih 50
kali maka setiap hari Jum’at dikunjungi oleh Allah. (Faqih man la
Yahdhuruhul Faqih 2/217 Wasa’ilusyi’ah 11/127 ).38. Meminta pertolongan
kepada para Nabi dan Malaikat dalam sholat.Ucapkan pada akhir sujudmu,
“Ya Jibril, Ya Muhammad (diulang-ulang)!! berikan saya kecukupan,
sesungguhnya kalian berdua yang memberikan kecukupan dan jagalah saya
dengan izin Allah karena kalian berdua menjaga saya” (Al kafi 2/406).
39.
Meminta perlindungan kepada makhluk dan berbuat dengan nama
makhluk.Riwayat Al Kulaini. Dari Abi Abdillah ia berkata, Aku berlindung
pada Rasulullah dari kejelekan dan kebaikan yang kamu ciptakan. (Al
Kafi 2/391).Dari Ali Jafar ia berkata : Bila seseorang sedang sakit maka
ucapkanlah (dengan nama Allah, dengan Allah, dengan utusan Allah). (Al
Kafi 2/412).
40. Imamah menurut Syiah
Rafidhoh.Imamah adalah sebuah jabatan yang ditentukan dari Allah. Allah
telah memilih seorang Nabi dan menentukannya, begitu juga Allah memilih
seorang Imam dan mengangkatnya. (Ashlus Syiah wa ushuluha hal. 58).Allah
memilih Ali akan tetapi Ali berkata : “Tinggalkan saya dan cari selain
saya, cukup aku menjadi wakil/pembantumu itu lebih baik daripada menjadi
Imam/Khalifah.” Allah memilih Hasan tapi Hasan menyerahkan
kepemimpinan/imamah pada musuh bebuyutan syiah, yaitu Muawiyah. Dengan
itu maka Ali dan Hasan telah merontokkan prinsip Imamah dari pondasinya.
41.
Anaknya Ali bin Abi Thalib adalah pezina.Suatu ketika istri Amiril
Mukminin datang dan berkata sambil menangis : “Wahai Amiril mukminin
sesungguhnya saya telah berzina, maka bersihkanlah saya”. Ali pun
berkata dengan suara keras, wahai para manusia sesungguhnya Allah telah
menjanjikan para Nabi dan Nabi menjanjikanku untuk melarang orang yang
terkena hukuman untuk melakukan hukum cambuk, dan barang siapa punya
kesalahan seperti perempuan ini maka jangan ikut mencambuk. Maka seluruh
manusia yang berkumpul di situ pergi meninggalkan tempat selain Ali,
Hasan dan Husein, lalu mereka bertiga menghukum cambuk perempuan itu.
Kulaini berkata : Termasuk yang ikut pergi adalah Muhammad bin Ali bin
Abi Tolib. (Al Kafi jilid 7 hal 178)Hal ini sama seperti yang tercantum
dalam Perjanjian Baru: Yohanes: 88:7 Dan ketika mereka terus-menerus
bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:
“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu.”
42. Para
Imam Syi’ah dilahirkan melalui paha.Imam Hasan Askari berkata :
“Sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah tidaklah dikandung di
dalam perut melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan lewat rahim
melainkan lewat paha sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah yang
bersih dan tidak terkena kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393
Biharul Anwar jilid 51 hal 2, 13,17, 26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal
409,414 I’lamul Wara hal 394 Dala’ilul Imamah 264).
43.
Penebusan dosa seperti kaum Nasrani.Umar bin Yazid berkata : “Saya
berkata pada Ali Abdillah As. Tentang firman Allah Saw (Allah hendak
mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu maupun yang akan datang)”
Surat Al Fath ayat 2.Ia berkata : “Dia tidak berdosa dan tidak pernah
berniat untuk berbuat dosa, tapi Allah membebankan dosa-dosa mereka pada
Nabi, kemudian Allah mengampuninya” (Biharul Anwar 17/76).
44.
Imam Syi’ah lebih hebat dari Nabi.Musa Al Kazim berkata : “
Sesungguhnya Allah murka pada kaum Syiah. Kemudian Allah menyuruh saya
memilih diri saya ataukah mereka, Maka demi Allah, aku selamatkan mereka
dari kemurkaan Allah” (Al Kafi 1/260).
45. Para
imam adalah Allah.Para imam adalah Asma’ul Husna (Nama Allah yang Mulia)
mereka adalah lidah Allah, Wajah Allah, Mata Allah, Pinggang Allah,
merekalah tangan Allah yang serba bisa. (Al Kafi jilid 1 hal 113).
46.
Ali mengelola langit dan bumi.Langit dan bumi diciptakan untuk Ali
begitu juga Shiratal Mustaqim, pintunya dan tali penghubung antara Allah
dan hamba-hambanya seperti para Rasul Nabi , para Haji dan para wali,
(Al Wafi 8/224).Allah telah menciptakan segala sesuatu di bumi ini dan
menyerahkan pengelolaannya kepada Ali dan keluarganya. Mereka dapat
menghalalkan dan mengharamkan apa saja yang mereka kehendaki, karena
kehendak mereka adalah kehendak Allah (Al Kaafi /365).
47.
Al Qur’an yang sebenarnya lebih tebal.Al-Quran diturunkan terdiri dari
17 ribu ayat (Al Kafi 2/463). Al Majlisi dalam Mir’atul Uqul mengatakan
bahwa riwayat ini terpercaya.
48. Para imam itu
lebih utama dari para Nabi Allah dan malaikat.Para Imam memiliki
kedudukan mulia dan kekuasaan atas makhluk, seluruh atom di alam ini
tunduk pada mereka. Posisi ini tidak dicapai oleh malaikat maupun para
Nabi. (Kitab Al Hukumah Al Islamiyah karangan Khomeini halaman 52).
49.
Menyuruh tawassul kepada keluarga Ali.Tak ada keselamatan kecuali
kalian wahai keluarga Ali, tidak ada tempat selain dari kalian wahai
mata Allah yang melihat (Biharul Anwar : 94/37).Kalian adalah kesembuhan
utama dan obat yang menyembuhkan bagi yang meminta kesembuhan pada
kalian. Biharul Anwar jilid 94 hal 33.Para Nabi bertawasul pada para
imam dalam berbagai doa dan permintaan mereka. Ketika Nabi Nuh hendak
tenggelam, ketika Nabi Ibrahim dilempar ke api, Nabi Musa hendak
menyeberangi laut, Nabi Isa akan dibunuh oleh orang Yahudi semuanya
bertawasul dengan para Ahlul Bait untuk keselamatan mereka (Biharal
Anwar 26/325 Wasa’ilusyi’ah jilid 4 hal 1134).Majlisi berkata : Allah
hanya disembah, dikenal dan diesakan dengan perantaraan para Imam.
Biharul Anwar jilid 23 hal 103.Para imam berkata apabila kalian punya
keinginan kepada Allah tulislah sebuah tulisan pada sesobek kertas dan
letakkan pada salah satu kuburan keluarga Ali atau bungkus dan masukkan
sedikit tanah yang bersih dan letakkan di sebuah sungai, sumur yang
dalam atau oase padang pasir, pasti akan sampai pada Mahdi kemudian akan
dia sendiri yang mengkabulkan apa yang akan menjadi kehendakmu (Biharal
Anwar 94/29).Barang siapa berdoa kepada Allah dengan perantara Ahlul
Bait maka akan mendapatkan keuntungan dan sebaliknya sampai para Nabi
pun terkabulkan karenanya apabila bertawasul dengan Imam Ahlul Bait
(Biharul Anwar : 23/103).
50. Semua akibat dari
perantara Imam.Nabi Yunus dimakan ikan paus hanya karena dia mengingkari
Imamah Ali bin Abi Tolib, setelah dia percaya maka dikeluarkan oleh
Allah. (Biharul Anwar jilid 26 hal 333.)Karena perantaraan Imam pohon
bisa berbuah dan buah masak di pohon. Karena perantaraan merekalah
sungai mengalir, karena mereka pula hujan turun dari langit dan rumput
tumbuh di permukaan bumi. Jika tidak ada para imam niscaya Allah tidak
akan disembah.(Al Kafi jilid 1 hal 112).Para Imam adalah Sholat yang
diperintahkan oleh Allah. Dalam Al Kafi diterangkan mengenai makna Ayat
dalam surat Al Mudatsir ayat 42-43 .Artinya : “Apa yang membuat kamu
masuk dalam neraka saqor? Kita di dunia tidak pernah menunaikan
sholat.”Maknanya adalah : Kita tidak mengakui keimamahan Ali dan para
Imam dari keturunannya. Kita dulu tidak menjadi pengikut para Imam. (Al
Kafi jilid 1 hal 347-360).Barang siapa mengenal para imam berarti
beriman dan barang siapa mengingkari maka kafir (Al Kafi
1/144).Sesungguhnya sayalah (Ali) yang ditugasi membagi masuknya orang
ke surga dan neraka (Al Kafi : 1/ 153).
51. Boleh thawaf selain di Ka’bah.Diperbolehkan Thawaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam. (Al Kafi jilid 1 hal 287).
52.
Ilmunya Imam sama dengan ilmunya Allah.Para imam mengetahui apa yang
ada di langit, bumi, surga, neraka , mereka mengetahui apa yang telah
terjadi dan semua yang terjadi kemudian.(Al Kafi jilid 1 hal. 204)
Mereka
mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala
yang bernyawa Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam
(Al Kaafi 1/225).
Para imam mendapatkan wahyu yang
seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata : “Allah tidak akan
menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril as”
(Al Kaafi 1/330).Pengetahuan mereka telah sempurna sejak mereka
dilahirkan. Riwayat dari Ya’kub Assiroj suatu ketika ia masuk ke rumah
Abi Abdillah as, ia sedang duduk didekat kepala Abi Hasan Musa saat dia
masih bayi, dia berbisik-bisik dengan Abul Hasan lama sekali, aku pun
diam hingga mereka berdua selesai berbisik-bisik. Aku pun mendekatinya,
lalu ia berkata padaku, “Mendekatlah pada tuanmu. Berikan salam padanya”
Maka aku mendekat dan memberi salam ia (anak) menjawab dengan fasih
kemudian ia berkata padaku, pulang dan gantilah nama anak perempuanmu
yang kamu namai kemarin, nama itu benci oleh Allah. Kemarin aku memberi
nama anakku dengan Humaira’. (Al Kaafi 1/247).(Nota: Humaira’ adalah
nama panggilan Aisyah istri Nabi.)